Minggu, 28 September 2014

Mengunjungi Solo (Pasar Klewer, Tengkleng dan Pasar Triwindu)

Mengunjungi Solo (Pasar Klewer, Tengkleng dan Pasar Triwindu)


Mengunjungi kota Solo dari kota kami (Semarang), biasanya saya dan keluarga lakukan menggunakan sarana transportasi darat seperti Bus antar kota ataupun travel. Tapi jalur transportasi darat dari Semarang ke Solo sudah menjadi sangat crowded, kemacetan biasanya terjadi di seputaran Ungaran (Kab. Semarang), terutama biasanya di daerah pasar Ungaran dan pasar – pasar yang dilalui antara Semarang – Solo. Pembuatan Tol Semarang – Solo sebagai solusi sudah dibuat dan sudah separuh rampung, terlepas dari kendala pembebasan tanah, dsb.  Kemacetan di jalur ini biasanya bertambah parah pada musim liburan.

Ketika saya mendengar tentang adanya layanan kereta api ekonomi AC dari PT. KAI, maka saya ingin mencobanya. Sebenarnya agak was – was juga dengan reputasi kereta ekonomi selama ini. Saya akhirnya membeli karcisnya di stasiun Poncol Semarang, sehari sebelumnya. Kereta yang saya naiki adalah kereta Kalijaga Ekonomi AC Semarang – Solo. Sebenarnya saya pernah juga naik kereta api ekonomi. Tapi sudah lama nggak naik kereta ekonomi, biasanya saya pake bus, travel, mobil atau bahkan naik motor :)

Kereta api Kalijaga berangkat dari poncol sekitar jam 9 kurang (jadwalnya 8.40), ternyata nggak seperti
Stasiun Solo Balapan
dugaan saya kereta ini sangat nyaman untuk kelas ekonomi. Tentu saja saya nggak bisa mengeluhkan tempat duduk yang saling berhadapan (walaupun nyaman), nggak tahu kenapa gerbong yang kami tumpangi sangat lega. Entah karena jalur ini mungkin tidak seramai jalur lainya, padahal saya dan keluarga (saya cuma bertiga :) ) berangkat sekitar satu minggu setelah lebaran. Mungkin memang puncak arus mudik sudah usai.

Diluar semua hal itu ternyata di dalam kereta lumayan bersih, ada stop kontak buat hp dan ruang restorasi yang keliatanya hanya menyediakan mie instan dalam cup saja, entah karena ini masih “musim lebaran” yang menyebabkan nggak adanya makanan yang lainya atau memang hanya itu yang tersedia, selain itu juga tersedia minuman seperti kopi panas dan teh panas.

Jalur memutar.

Ternyata ini dulu Kereta Api Penataran
Ternyata setelah berhenti sebentar di stasiun Tawang, kereta ini harus melalui jalan yang agak memutar. Jalur kereta api dari Semarang ke Solo ternyata harus malalui arah timur dahulu melalui Mrangen, kab. Demak lalu Kab. Grobogan dulu sebelum menuju "arah yang benar" ke Solo. Kami melewati wilayah hutan Jati di sekitar jalur Demak - Grobogan, bayangkan Belanda dulu membangun jalur kereta api ini untuk mengangkut hasil – hasil kayu, tebu, gula dan minyak bumi (dari wilayah sekitar Cepu) dari wilayah jajahanya untuk diekspor ke luar Hindia Belanda.

Stasiun – stasiun (termasuk stasiun kecil) yang kami lalui adalah Stasiun Poncol, Stasiun Tawang, Stasiun Alastuwa, Stasiun Brumbung, Stasiun Tanggung, Stasiun Kedungjati, Stasiun Padas, Stasiun Telawa, Stasiun Karangsono, Stasiun Gundih, Stasiun Goprak, Stasiun Sumberlawang, Stasiun Salem, Stasiun Kalioso, Stasiun Solo Balapan. (Sumber: id.wikipedia.org)

Sebernarnya ada jalur yang lebih dekat yaitu lewat Ambarawa. Sayangnya jalur itu sudah lama tidak diaktifkan, akan sangat menarik kalau jalur ini diaktifkan lagi, karena di jalur ini dapat dijumpai rel kereta api bergerigi. Rel bergerigi ini digunakan agar kereta api pada waktu itu dapat menaiki jalur – jalur kereta yang berbukit dan menanjak naik perbukitan.

Beberapa tempat yang menarik di kota Solo

Selain keraton, Solo juga mempunyai beragam tempat – tempat wisata (dan wisata kuliner :p ) yang menarik untuk kita kunjungi. Tentu saja Keraton merupakan hal yang biasa bagi para traveler kunjungi. Tapi ada berbagai tempat menarik lainya di kota Solo yang juga menarik untuk kita kunjungi. Beberapa diantaranya yang saya kunjungi:

1. Pasar Klewer – Pasar Klewer adalah pasar jual beli dan pusat grosir sandang terbesar di Jawa Tengah. Letaknya berdekatan dengan Keraton. Disini juga dijual cindramata khas kota Solo. Dipasar ini kita bisa membeli beragam busana batik, baik pakaian pria maupun wanita. Selain itu juga terdapat penjualan souvenir dan makanan khas kota Solo di sini. Ada juga beragam t-shirt / kaos dengan desain khas kota Solo. Kini didekat pasar klewer juga telah berdiri sebuah Mall Pusat Grosir juga bagi produk – produk sandang dan batik, tapi tetap pasar klewer masih menjadi ikon kota Solo yang menarik untuk kita kunjungi tentunya selain Keraton.

Tengkleng dengan otak Kambing :)
2. Tengkleng – Yup, tengkleng bukanlah sebuah tempat wisata. Tengkleng adalah sebuah kuliner khas Solo. Sejarahnya panjang, konon dulu tengkleng adalah makan orang (maaf) kere atau miskin. Kala itu daging kambing yang biasa dibuat sate, gule, tongseng hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang – orang kaya, para elite atapun bangsawan. Para rakyat jelata hanya kebagian potongan tulang – tulang, kepala kambing dan potongan tulang – tulang dengan sedikit daging yang menempel dari bagian kambing yang lainya. Konon inilah awal mula diciptakanya tengkleng, ini mungkin mirip dengan awal terciptanya kuliner Soto Betawi di Jakarta. Dengan kuah yang hampir mirip dengan gulai atau kare plus acar dan sambal, sangat nikmat ditemani dengan sepring nasi. Cara makanya yang terksesan harus "diperjuangkan" buat mendapatkan sekerat daging atau sumsum dari potongan  tulang malah membuatnya menjadi nikmat. Dari makanan untuk orang miskin, tengkleng kini telah menjadi makanan khas yang harus dinikmati setiap kita berkunjung ke kota Solo.

Untuk penjual tengkleng sendiri ada banyak di Solo, kebetulan didekat pasar klewer terdapat warung tengkleng unik Bu Edi. Apabila kita membayangkan menemukan sebuah warung dengan banyak bangku, maka anda akan terkejut. Hanya terdapat dua bangku panjang dan satu meja untuk makan, tapi para pembeli tetap rela bahkan antri sebelum bu Edi buka untuk membeli hidangan tengkleng. Pembeli bahkan terpaksa haru berdiri sambil menikmati hidangan tengkleng.

Pasar Triwindu
3. Pasar barang Antik Triwindu – pasar ini sudah ada sejak lama, dahulu pasar ini becek dan para penjual barang antik masih menggunakan bangunan semi-permanen. Setelah tahun 2008 Pak Jokowi membangun sebuah banguan dua lantai bagi para penjual. Disini dijual (dan bisa juga barter?) barang – barang antik. Barang – barang peninggalan masa lampau, lampu – lampu, patung, skuter, topeng, setrika antik dan beragam pernik – pernik lainya. Mulai dari barang – barang rumah tangga dari masa lalu, pecah belah, bahkan saya melihat sebuah lampu lalu lintas jadul. Memang tidak semuanya adalah barang antik dan kuno, ada juga yang merupakan replika. Kita harus siap – siap dan berani menawar disini. Souver-souvenir khas kota Solo, keris, poster – poster vintage dan masih banyak hal unik lainya. Sangat mengasikan bagi kita pecinta barang antik, vintage atapun bisa jadi tempat "hunting" foto yang menarik.

Banyak hal lainya yang dapat kita jumpai di kota Solo. Ini hanya sedikit hal yang menurut saya menarik untuk kita "nikmati" pada waktu traveling ke Solo - "The Spirit of Java".


#TamasyaTelusuRI #IndonesiaOnly