Sabtu, 08 November 2014

Rashomon Gate (Sugawara Akitada, #2) by I.J. Parker

Rashomon Gate (Sugawara Akitada, #2)Rashomon Gate by I.J. Parker
My rating: 4 of 5 stars

Saya suka buku ini!

Sebernarnya berharap nemuin buku yang menceritakan samurai, martial art, bushido ataupun tentang kisah - kisah heroik. Tapi ternyata ini lebih tepat sebagai kisah 'detektif' dengan latar belakang sejarah Jepang. Tepatnya ketika Heian Era, ini adalah masa feudal Jepang yang lebih lampau dari masa - masa 'samurai' atapun para shogun ada. Saya suka background dan detil - detil tentang masa itu, tentang kehidupan masyarakatnya, para petani, pengrajin, pengemis, pedagang dan bangsawan. Bagaimana kondisi sosial ekonomi Jepang tertutama di Ibukotanya Heian-Kyo (Kyoto). Kalau pernah nonton film Onmyoji itu saya rasa gambaran yang lebih tepat untuk covernya :p
Ceritanya sendiri tentang pemerasan, pembunuhan yang terjadi di Ibukota termasuk misteri hilangnya Pangeran Yoakira.

Tokoh utama disini adalah Sugawara Akitada, seorang 'detektif' dan pegawai di Departemen Kahakiman. Dia seorang yang cerdas dan suka memecahkan teka - teki. Ia dibantu oleh dua orang pelayannya Seime dan Tora. Seime seorang pelayan tua yang telah lama bekerja pada keluarga Sugawara sedangkan Tora adalah seorang mantan perampok yang pernah ditolongnya dalam kasus sebelumnya (maaf kalau salah, karena saya belum baca novel sebelumnya hehe). Ini berawal dari permintaan tolong mantan gurunnya Hirata untuk menyelidiki sebuah surat kaleng yang berisi ancaman. Sebuah petunjuk awal bagi kasus pemerasan, penipuan dan pengaturan ujian di Universitas. Ini diperparah dengan kasus pembunuhan yang terjadi berikutnya yang menimpa seorang wanita penghibur bernama Omaki dan seorang Profesor Literatur Cina bernama Oe.

Penulisnya berhasil paling tidak memberikan gambaran yang menarik tentang Jepang era itu. Pada era itu belum kita jumpai samurai, geisha, segala jenis martial-art seperti karate atau jiu-jitsu. Bahkan meminum teh belum menjadi tradisi bagi masyarakat ketika itu, hanya ada sake dan martial-art yang ada mungkin merupakan bagian dari militer seperti memanah, seni berpedang dan bo-jutsu sejenis seni beladiri menggunakan tongkat (lebih jauh tentang ini bisa dicari di wikipedia). Tapi seperti saya tuliskan ini bukan novel "martial art", lebih menyerupai sebuah cerita - cerita 'detektif' dengan setting era Feudal Jepang.



View all my reviews

Kota-Kota di Jawa: Identitas, Gaya Hidup dan Permasalahan Sosial by Sri Margana (Editor), M. Nursam (Editor)

Kota-Kota di Jawa: Identitas, Gaya Hidup dan Permasalahan SosialKota-Kota di Jawa: Identitas, Gaya Hidup dan Permasalahan Sosial by Sri Margana
My rating: 3 of 5 stars

Ada bab - bab yg menarik yg mungkin luput dari buku-buku pelajaran sejarah. Bagaimana bertumbuhnya suatu kota dan juga surutnya kemajuan suatu kota. Bagaimana silang budaya, beragam etnis dapat memperkaya kehidupan sosial budaya sebuah kota terutama ketika masa kolonial. Bertumbuhnya nasionalisme dan semangat kebangsaan yg timbul dari diskriminasi yg dibuat oleh pemerintah kolonial. Bagaimana kehidupan para kaum 'terpinggirkan' ketika itu di kota. Bagaimana model dan gaya berpakaian perempuan ketika itu,gaya berpakaian yang juga merupakan salah satu pembentuk identitas manusia. Esai - esai ini memperkaya pengetahuan kita tentang sejarah Indonesia terutama sejarah kota - kota di pulau Jawa.

View all my reviews

Rabu, 22 Oktober 2014

Tauto - Soto Tauco khas Pekalongan

Soto merupakan sebuah makanan khas dari Indonesia, menurut Dennys Lombard (dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya), Soto berasal dari masakan Tionghoa yang bernama Caudo yang populer pertama kali di daerah Semarang. Percampuran budaya dalam kuliner ini bisa dilihat dari beragam bahan, masakan maupun sarana penyajian (mangkok kecil dan sendok bebek misalnya) yang ada dalam penyajian makanan ini.

Di Pekalongan juga terdapat salah satu Soto yang merupakan makanan khas daerah Kota 'Batik' ini. Soto Tauco atau Soto Tauto atau Tauto saja. Soto ini unik karena disajikan dengan menggunakan Tauco manis, Tauco manis yang merupakan "fermented Soybean" atau hasil fermentasi dari kedelai yang merupakan bahan masakan/bumbu yang berasal dari budaya Tionghoa. Tauco sendiri terdapat dalam dua rasa, sedangkan yang dipakai untuk Tauto adalah Tauco yang rasanya pedas manis. Dalam penyajianya sendiri cukup unik yaitu tauco yang dipakai merupakan tauco yang sudah dalam bentuk sambel goreng (atau sudah digoreng dahulu) dan rasanya agak pedas..

Sedangkan daging yang dipakai dalam Tauto sendiri juga cukup unik yaitu daging kerbau, walaupun sekarang sudah banyak yang menggunakan daging sapi ataupun ayam. Tapi menurut saya soto ini lebih cocok pakai daging kerbau :p . Nggak tau kenapa masyarakat Pekalongan lebih menyukai daging kerbau, ini mungkin, sama dengan yang terjadi didaerah Kudus, dimana masyarakat muslim di Kudus dahulu sebagai toleransi terhadap umat hindu (yang menghormati sapi), mereka menghormati saudara mereka dengan tidak memakan daging sapi, sebagai gantinya mereka lebih memilih daging kerbau. Setidaknya saya menemukan beberapa kuliner yang menggunakan daging kerbau di Pekalongan.

Dahulu konon Soto Tauco masih dijual dengan cara dipikul keliling kampung, dijajakan oleh orang Tionghoa dan sebagai pembantunya biasanya mereka mepekerjakan orang pribumi sebagai karyawan mereka. Karena tidak adanya penerus dari anak-anak orang Tionghoa tersebut yang mau berjualan Soto maka usaha mereka akhirnya diteruskan oleh para karyawan mereka yang orang pribumi.

Beberapa Soto Tauco yang sudah ada sejak dahulu atau terkenal (dan beberapa langganan saya di Pekalongan :) ) adalah:


  1. Soto Tauco Pak H. Damudji di Jl. Agus Salim No.12 Pekalongan. Soto ini agak berbeda dengan soto Tauto lainya, karena kuah sotonya yang agak berwarna gelap, beda dengan Tauto - Tauto lainya yang biasanya berwarna kemerahan. Disini hanya tersedia soto daging (kerbau?)
  2. Soto Klego atau ada yang mengatakan Soto Tauto H Kunawi, ini ada di daerah klego. Selain Damudji soto ini termasuk yang tertua.
  3. Soto Tjarlam, ini paling gampang dicari. Cukup tanyakan saja arah ke alun-alun Pekalongan. Letaknya di alun-alun lama Kab. Pekalongan, terdapat kuliner yang lainya selain Soto, seperti Lontong nDeprok, nasi goreng, bubur kacang hijau. Biasanya ramai pada waktu sore dan pagi hari. Soto dan Lontong nDeprok hanya buka malam hari saja (kalau nngak salah :) )
  4. Soto PPIP, ini ada di Jl. Dr. Wahidin, Pekalongan. Terletak di depan gedung PPIP, selain Tauto perlu juga dicoba tempe mendoannya :)
  5. Soto Pak Sayid di Medono. Ini ada di Jalan Karya Bakti, Medono, Pekalongan. Tempanya dekat dengan dengan pusat industri kain tenunan ATBM. Ini adalah kain tenunan yang dibuat dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) alias ditenun manual oleh manusia.
  6. Soto H. Rochmani ini terletak di sayun atau dahulu THR. Tepatnya di Jalan Gajahmada, ini merupakan tempat penjualan barang - barang bekas.
  7. Soto Tauto Bang Dul di dekat pasar grosir batik Setono, Bagi yang hanya mampir saja di Pekalongan (terutama di Pasar Grosir Batik Setono), ini merupakan tempat kuliner yang terdekat dari tempat belanja batik tersebut.


Masih banyak sebenarnya tempat kuliner Tauto yang mungkin nggak bisa saya sebutin, sebagian mungkin bahkan saya nggak tau. Tapi ini mungkin beberapa tempat Tauto yang menurut saya harus dikunjungi kalau ke Pekalongan. :)

#Pekalongan  +Indonesia.Travel #WonderfullIndonesia   #IndonesiaOnly   #Batik  #Tauto #Soto #SotoTauto #Tauco


Minggu, 28 September 2014

Mengunjungi Solo (Pasar Klewer, Tengkleng dan Pasar Triwindu)

Mengunjungi Solo (Pasar Klewer, Tengkleng dan Pasar Triwindu)


Mengunjungi kota Solo dari kota kami (Semarang), biasanya saya dan keluarga lakukan menggunakan sarana transportasi darat seperti Bus antar kota ataupun travel. Tapi jalur transportasi darat dari Semarang ke Solo sudah menjadi sangat crowded, kemacetan biasanya terjadi di seputaran Ungaran (Kab. Semarang), terutama biasanya di daerah pasar Ungaran dan pasar – pasar yang dilalui antara Semarang – Solo. Pembuatan Tol Semarang – Solo sebagai solusi sudah dibuat dan sudah separuh rampung, terlepas dari kendala pembebasan tanah, dsb.  Kemacetan di jalur ini biasanya bertambah parah pada musim liburan.

Ketika saya mendengar tentang adanya layanan kereta api ekonomi AC dari PT. KAI, maka saya ingin mencobanya. Sebenarnya agak was – was juga dengan reputasi kereta ekonomi selama ini. Saya akhirnya membeli karcisnya di stasiun Poncol Semarang, sehari sebelumnya. Kereta yang saya naiki adalah kereta Kalijaga Ekonomi AC Semarang – Solo. Sebenarnya saya pernah juga naik kereta api ekonomi. Tapi sudah lama nggak naik kereta ekonomi, biasanya saya pake bus, travel, mobil atau bahkan naik motor :)

Kereta api Kalijaga berangkat dari poncol sekitar jam 9 kurang (jadwalnya 8.40), ternyata nggak seperti
Stasiun Solo Balapan
dugaan saya kereta ini sangat nyaman untuk kelas ekonomi. Tentu saja saya nggak bisa mengeluhkan tempat duduk yang saling berhadapan (walaupun nyaman), nggak tahu kenapa gerbong yang kami tumpangi sangat lega. Entah karena jalur ini mungkin tidak seramai jalur lainya, padahal saya dan keluarga (saya cuma bertiga :) ) berangkat sekitar satu minggu setelah lebaran. Mungkin memang puncak arus mudik sudah usai.

Diluar semua hal itu ternyata di dalam kereta lumayan bersih, ada stop kontak buat hp dan ruang restorasi yang keliatanya hanya menyediakan mie instan dalam cup saja, entah karena ini masih “musim lebaran” yang menyebabkan nggak adanya makanan yang lainya atau memang hanya itu yang tersedia, selain itu juga tersedia minuman seperti kopi panas dan teh panas.

Jalur memutar.

Ternyata ini dulu Kereta Api Penataran
Ternyata setelah berhenti sebentar di stasiun Tawang, kereta ini harus melalui jalan yang agak memutar. Jalur kereta api dari Semarang ke Solo ternyata harus malalui arah timur dahulu melalui Mrangen, kab. Demak lalu Kab. Grobogan dulu sebelum menuju "arah yang benar" ke Solo. Kami melewati wilayah hutan Jati di sekitar jalur Demak - Grobogan, bayangkan Belanda dulu membangun jalur kereta api ini untuk mengangkut hasil – hasil kayu, tebu, gula dan minyak bumi (dari wilayah sekitar Cepu) dari wilayah jajahanya untuk diekspor ke luar Hindia Belanda.

Stasiun – stasiun (termasuk stasiun kecil) yang kami lalui adalah Stasiun Poncol, Stasiun Tawang, Stasiun Alastuwa, Stasiun Brumbung, Stasiun Tanggung, Stasiun Kedungjati, Stasiun Padas, Stasiun Telawa, Stasiun Karangsono, Stasiun Gundih, Stasiun Goprak, Stasiun Sumberlawang, Stasiun Salem, Stasiun Kalioso, Stasiun Solo Balapan. (Sumber: id.wikipedia.org)

Sebernarnya ada jalur yang lebih dekat yaitu lewat Ambarawa. Sayangnya jalur itu sudah lama tidak diaktifkan, akan sangat menarik kalau jalur ini diaktifkan lagi, karena di jalur ini dapat dijumpai rel kereta api bergerigi. Rel bergerigi ini digunakan agar kereta api pada waktu itu dapat menaiki jalur – jalur kereta yang berbukit dan menanjak naik perbukitan.

Beberapa tempat yang menarik di kota Solo

Selain keraton, Solo juga mempunyai beragam tempat – tempat wisata (dan wisata kuliner :p ) yang menarik untuk kita kunjungi. Tentu saja Keraton merupakan hal yang biasa bagi para traveler kunjungi. Tapi ada berbagai tempat menarik lainya di kota Solo yang juga menarik untuk kita kunjungi. Beberapa diantaranya yang saya kunjungi:

1. Pasar Klewer – Pasar Klewer adalah pasar jual beli dan pusat grosir sandang terbesar di Jawa Tengah. Letaknya berdekatan dengan Keraton. Disini juga dijual cindramata khas kota Solo. Dipasar ini kita bisa membeli beragam busana batik, baik pakaian pria maupun wanita. Selain itu juga terdapat penjualan souvenir dan makanan khas kota Solo di sini. Ada juga beragam t-shirt / kaos dengan desain khas kota Solo. Kini didekat pasar klewer juga telah berdiri sebuah Mall Pusat Grosir juga bagi produk – produk sandang dan batik, tapi tetap pasar klewer masih menjadi ikon kota Solo yang menarik untuk kita kunjungi tentunya selain Keraton.

Tengkleng dengan otak Kambing :)
2. Tengkleng – Yup, tengkleng bukanlah sebuah tempat wisata. Tengkleng adalah sebuah kuliner khas Solo. Sejarahnya panjang, konon dulu tengkleng adalah makan orang (maaf) kere atau miskin. Kala itu daging kambing yang biasa dibuat sate, gule, tongseng hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang – orang kaya, para elite atapun bangsawan. Para rakyat jelata hanya kebagian potongan tulang – tulang, kepala kambing dan potongan tulang – tulang dengan sedikit daging yang menempel dari bagian kambing yang lainya. Konon inilah awal mula diciptakanya tengkleng, ini mungkin mirip dengan awal terciptanya kuliner Soto Betawi di Jakarta. Dengan kuah yang hampir mirip dengan gulai atau kare plus acar dan sambal, sangat nikmat ditemani dengan sepring nasi. Cara makanya yang terksesan harus "diperjuangkan" buat mendapatkan sekerat daging atau sumsum dari potongan  tulang malah membuatnya menjadi nikmat. Dari makanan untuk orang miskin, tengkleng kini telah menjadi makanan khas yang harus dinikmati setiap kita berkunjung ke kota Solo.

Untuk penjual tengkleng sendiri ada banyak di Solo, kebetulan didekat pasar klewer terdapat warung tengkleng unik Bu Edi. Apabila kita membayangkan menemukan sebuah warung dengan banyak bangku, maka anda akan terkejut. Hanya terdapat dua bangku panjang dan satu meja untuk makan, tapi para pembeli tetap rela bahkan antri sebelum bu Edi buka untuk membeli hidangan tengkleng. Pembeli bahkan terpaksa haru berdiri sambil menikmati hidangan tengkleng.

Pasar Triwindu
3. Pasar barang Antik Triwindu – pasar ini sudah ada sejak lama, dahulu pasar ini becek dan para penjual barang antik masih menggunakan bangunan semi-permanen. Setelah tahun 2008 Pak Jokowi membangun sebuah banguan dua lantai bagi para penjual. Disini dijual (dan bisa juga barter?) barang – barang antik. Barang – barang peninggalan masa lampau, lampu – lampu, patung, skuter, topeng, setrika antik dan beragam pernik – pernik lainya. Mulai dari barang – barang rumah tangga dari masa lalu, pecah belah, bahkan saya melihat sebuah lampu lalu lintas jadul. Memang tidak semuanya adalah barang antik dan kuno, ada juga yang merupakan replika. Kita harus siap – siap dan berani menawar disini. Souver-souvenir khas kota Solo, keris, poster – poster vintage dan masih banyak hal unik lainya. Sangat mengasikan bagi kita pecinta barang antik, vintage atapun bisa jadi tempat "hunting" foto yang menarik.

Banyak hal lainya yang dapat kita jumpai di kota Solo. Ini hanya sedikit hal yang menurut saya menarik untuk kita "nikmati" pada waktu traveling ke Solo - "The Spirit of Java".


#TamasyaTelusuRI #IndonesiaOnly

Selasa, 27 Mei 2014

KONFLIK BERSEJARAH - Sieg Heil, Kisah Pendirian Reich Ketiga by Nino Oktorino

KONFLIK BERSEJARAH - Sieg Heil, Kisah Pendirian Reich Ketiga (Humaniora)KONFLIK BERSEJARAH - Sieg Heil, Kisah Pendirian Reich Ketiga by Nino Oktorino
My rating: 3 of 5 stars

Buku ini mengisahkan sejarah berdirinya reich ketiga, bagaimana seorang pengahasut dan megalomania, seperti Hitler dapat meraih kekuasaan tertinggi di Jerman dengan menggunakan terror, intimidasi dan kekerasan. Konflik yang terjadi, yang dialami Jerman dan sekutunya dalam 'great war' telah banyak menyebabkan kesengsaraan bagi rakyat Jerman. Perjanjian Versailles dan juga kerusuhan dan konflik internal yang menyebabkan krisis ekonomi yang parah di Jerman merupakan bibit bagi tumbuhnya ideologi fasisme (walaupun tadinya hanya dianut oleh sebagian kecil saja) di Jerman.
Great War memang berbeda dari WW2, dalam banyak hal akhir dari perang dunia 1 itu dianggap telah menimbulkan rasa malu, kepahitan dan kerugian di pihak Jerman. Jerman memang sempat tumbuh jadi negara demokrasi (liberal?) dibawah Weimar Republic, ekonomi sempat meningkat (walaupun kebanyakan bersumber dari hutang luar negeri). Tapi segera saja dunia mengalami Great depression yang segera juga berdampak pada ekonomi Jerman yang memburuk, belum lagi kerusuhan yg selalu terjadi antara faksi kiri dan faksi - faksi ultra nasionalis? Jerman di dalam negeri.
Di buku ini dikupas tentang konflik - konflik yang terjadi sebelum dan setelah Hitler berkuasa di Jerman, bagaimana 'tangan berdarahnya' dengan bantuan kroni - kroninya berhasil mendirikan rezim terror yang ditakuti dunia. Bagaimana kebohongan apabila terus diulang - ulang pada akhirnya menjadikan kebohongan tersebut dipercayai. Lumayan numpang baca di gramedia :)

View all my reviews

Minggu, 23 Maret 2014

Keindahan dan Kesedihan (Beauty and Sadness) by Yasunari Kawabata

My rating: 4 of 5 stars

Maaf, juga untuk penerjemahnya, saya mengira akan mendapatkan suatu yang dapat menggambarkan perasaan, "keindahan dan kesedihan" yang terdapat dalam cerita dan para tokohnya. Membaca synopsis dan sedikit biografi singkat Kawabata. Saya merasa akan menemukan sebuah gambaran tentang tulisannya. Tapi saya hanya mendapatknya sedikit di versi bahasa Indonesia ini. Entah karena kebodohan saya atau apa. Saya merasa bahwa penerjemahan dari versi bahasa Inggris telah menyebabkan hilangnya 'jiwa' yang digambarkan penulis dalam novelnya.

Saya tadinya mengharapkan akan menemui sesuatu yang seperti endingnya Babel, alunan piano dari komposer Ryuichi Sakamoto yang melukisan keindahan masa muda, kesedihan dan keterasingan. Ketika Chieko berdiri telanjang di pinggir balkon apartementnya, melihat kosong keluar. Kemudian ayahnya pulang dan melihatnya disitu, yang terjadi adalah pecahnya segala emosi, kesedihan, amarah, keterasingan dari Chieko yang tuli ini dalam pelukan ayahnya. Atau mungkin seperti mendengarkan Gimnopedie-nya Satie, keindahan pergantian musim berpadu dengan keindahan dan emosi yang melompat-lompat yang menyiratkan masa muda dan juga aroma melancolia yang menyertainya. Atau mungkin seperti keindahan dari masa muda dan kesedihan yang tejadi karena situasi tragis. Sayangnya yang saya rasakan hanya semacam ending dari Japanese Dorama (maaf) atapun *uhuk*filmpinkujepangtahuntujuhpuluhan*uhuk*, mungkin saya memang kurang begitu mengerti atau kebodohan saya saja :) . Saya merasa ada sesuatu yang hilang, Lost in Translation, kalau melihat kutipan dari versi bahasa Inggrisnya saya bisa memahami bagaimana Kawabata melukiskan kecantikan, keindahan masa muda, keindahan alam negeri sakura dan kesedihan yang terjadi karena situasi tragis itu dengan subtil dan indah.

Beberapa bab memang saya merasakanya, kalau ini diterjemahkan langsung dari bahasa Jepang ke Indonesia mungkin bisa lebih bagus ya? . Kalau membaca reviewnya, seharusnya ini tentang kekontrasan antara keindahan alam, kecantikan masa muda dengan kesedihan/kepedihan yang dialami terutama oleh Otoko dan Keiko. Saya merasa dua - duanya adalah korban, korban dari kehidupan sosial ataupun keluarga membentuk karakter keduanya. Saya mungkin terlalu banyak omong eh nulis, atau malah saya mungkin lagi meracau hahaha tapi ya sudahlah......

Kalau pointnya eksplorasi erotis dari karakternya saya merasa ini bisa dianggap ‘cukup’ walaupun saya merasa intinya bukanlah itu. Saya akan tetap memberikan empat bintang untuk buku ini, karena saya merasa bahwa karya aslinya adalah karya yang indah, walaupun mungkin saya kurang begitu bisa menikmati keindahan versi terjemahanya ini...

Saya merasa bahwa justru cover buku ini lebih bisa menangkap hal itu, keindahan dan kesedihan...

Olenka by Budi Darma

My rating: 4 of 5 stars

Kalau Pak Budi Darma seorang perempuan dan feminis mungkin dia adalah Ayu Utami hahaha .... Saya pernah baca kalau tidak salah Ayu Atami mengagumi karya Budi Darma atapun pernah menulis sesuatu (pengantar?) pada tulisan beliau. Saya sebenarnya pernah membaca Larung dan Saman dulu. Saya melihat kemiripan tulisan Ayu Utami dengan tulisan beliau. Tulisan yang membutuhkan pembacaan dan pemahaman interteks, referensi dari kondisi sosial historis, filosofi dan budaya (tentu saja sesuai masanya), tapi entahlah mungkin saya salah :).

Saya merasa Pak Budi Darma seorang yang jeli dalam mengamati karakter manusia, ia menciptakan karakter yang manusiawi dengan segala kelebihan dan kekurangan. Ia mengekplorasi karater kejiwaan ciptaanya, mereka semua bukanlah orang yang suci, hitam-putih, tapi seorang yang pada satu waktu telah berbuat salah, terpentok – pentok dinding, sadar ataupun marah. Mereka adalah manusia – manusia yang dilihat dalam kerangka mereka sebagai manusia atau paling tidak dalam imajinasi kita mereka ini manusia. Tapi karakternya adalah karakter yang bisa kita lihat kedalaman jiwanya, ketika mereka berinstrospeksi.

Dalam kehidupan nyata manusia seringkali bukanlah makhluk yang logis. Saya merasa bahwa kelebatan – kelebatan pemikiran yang terdapat dalam jiwa manusia dapat ditangkap oleh beliau. Mungkin beberapa kelebatan dalam buku ini, sebagianya adalah pemikiran abstrak beliau, konon kalau seorang pelukis ini merupakan suatu tahap yang disebut ‘pra-konsepsi’ dimana pemikiran kita menghubungkan peristiwa – peristiwa dan benda – benda secara abstrak untuk menghubungkan atau mengasosiasikan dengan peristiwa, benda dalam alam realitas kita sebagai suatu imajinatif. Walaupun kadang – kadang orang neurotis juga melakukannya :D , tapi perbedaanya adalah mereka menjadikanya sebagai pijakan realitas yang real sedangkan para seniman mungkin tidak, setidaknya itu anggapan saya :D . Itu yang mungkin yang dalam sastra disebut pemahaman interteks atau microgenesis dalam pandangan psikologi atau seperti yang ditulis pak Budi Darma, “kekuatan intuisi yang transendental, [...] kekuatan common sense atau akal sehat tanpa penggunaan seperangkat teori dalam pengertian yang formal”.

Entah apapun itu dia berhasil dalam merangkainya, menjadi suatu yang utuh, setiap karakter dalam buku ini kalau mau jujur mungkin salah satu sifat-sifatnya dapat mewakili seseorang atau tidak seseorangpun, diri kita sendiri ataupun orang lain. Dalam hal ini saya merasa bahwa ‘Fanton Drummond’ pada beberapa waktu, dalam buku ini adalah Budi Darma yang sedang melayap kemana – mana, menjelajahi Bloomington, Indiana.

Sebuah novel yang refleksif dan kaya akan perenungan eksistensial.


Islam di Mata Orang Jepang: Ulil, Gus Dur sampai Ba'asyir by Hisanori Kato

My rating: 4 of 5 stars

Islam di Indonesia dari kacamata seorang sosiolog Jepang yang sedang melakukan studi di Sidney tentang Islam di Indonesia. Saya suka cara penulisanya yang 'mengalir' dalam mewawancarai tokoh Islam di Indonesia, seperti membaca sebuah jurnal perjalanan :) . Kedekatan dan persahabatan dengan beberapa tokoh Islam di Indonesia terlihat dari tulisan - tulisanya pada beberapa bab. Pandanganya tentang Islam di Indonesia yg positif, walaupun mungkin tidak bisa dibilang lengkap. Tapi mengingat si penulis yang seorang sosiolog dari Jepang dan beragama Budha pandangan - pandanganya cukup menarik untuk disimak. Walaupun saya kurang setuju dengan terminologi yang penulis berikan dalam membagi kelompok - kelompok, aliran, pemikiran dan tokoh Islam di Indonesia hanya kedalam 'aliran' Islam Fundamentalis dan Islam Liberal, saya tidak yakin beberapa tokoh yang dia wawancarai mau/setuju disebut sebagai islam liberal ataupun fundamental, walaupun beliau menggunakan term - term tersebut dalam pemahaman dan arti yang 'moderat' dan 'terbuka'. Latar belakangnya sebagai 'non-muslim' mungkin menjadi salah satu daya tarik buku ini, dengan backgroundnya tersebut memudahkan dia mewawancarai tokoh yang saling berseberangan tanpa tentu saja mungkin adanya prasangka awal yang dapat menghalanginya mewawancarai narasumbernya. Sebuah buku yang menyenangkan dibaca :)

Yotsubato! by Kiyohiko Azuma

My rating: 5 of 5 stars

bacanya udh lama hehe. Sangat menyenangkan membacanya, manga ini menceritakan Yotsuba, Ayahnya, tetangga mereka (terutama tiga putrinya), jumbo dan satu lagi sahabat ayahnya yg jg jd sahabat (jg musuhnya :) ). Bagi Yotsuba pengalaman, hal - hal sehari - hari yg ditemuinya di sekitarnya selalu sangat menarik, walaupun hal tersebut bagi orang dewasa biasa saja hehe. Maka setiap hari selalu dimulai Yotsuba dengan petualangan yang menyenangkan. Ternyata saya baru tahu kalo karakter danbo itu berasal dari manga ini :)

Kekkaishi, (Kekkaishi) by Yellow Tanabe

My rating: 3 of 5 stars

sudah lama bacanya, ngikuti animenya yg ternyata hanya sampai ch 10 (atau sebelas hehe saya lupa). Alur cerita versi anime sedikit berbeda karena penasaran dengan episode animenya yg nggak dilanjutin, akhirnya ngikuti manganya sampai habis. Sayangnya endingnya seperti agak terburu-buru cepat diselesaikan keliatanya :)

Biarkan Hujan Menyembuhkanmu by Wahyu Bramastyo

My rating: 4 of 5 stars

Tadinya saya menganggap membaca buku self-help adalah membuang - buang waktu, untuk apa saya membaca buku yang belum tentu pengarangnya bisa memabantu saya atau malah pengarangnya yang sebenarnya juga malah membutuhkan bantuan. Beberapa self-help memang saya anggap lebih merupakan 'kemenangan' dari pihak marketing buku tersebut untuk memasarkan buku tersebut atau bahkan kadang saya berprasangka bahwa mungkin saja belum tentu pengarangnya sendiri adalah seorang yang berhasil, kaya, termotifasi atau tercerahkan. Atau malah kasarnya mereka adalah orang - orang yang hanya pintar omong/nulis saja, beberapa buku bahkan berani menggurui dan mengatakan jalan mereka sebagai satu - satunya yang dapat memberi anda pencerahan. Buku ini bagi saya merupakan, pintu masuk, memberi jalan bagi 'penyembuhan' dan memberi memberi jalan juga (bagi saya) kepada ilmu psikologi. Mengenalkan tidak langsung kepada konsep - konsepnya Jung (yang seperti mimpi dan fantasi), dan juga spiritualitas. Nggak tau kalau saya baca lagi sekarang apakah berbeda dengan dulu :) , ketika mungkin saya telah membaca buku lainya.

Setidaknya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada penulisnya yang mau berbagi pengalaman hidupnya yang 'menyembuhkan' :)

Boy: Tales of Childhood (Roald Dahl Autobiography) by Roald Dahl

My rating: 4 of 5 stars

sejak membaca matilda dulu saya jadi suka sama bukunya road dahl. Bahkan sampai sekarang. Menurut saya tulisan Road Dahl sederhana tapi kaya akan imajinasi, kelebihanya ia pandai sekali meng'capture' bagaimana pandangan anak kecil terhadap dunia. Selain itu ia selalu bisa membawa kita pembacanya kembali ke masa kanak-kanak, dimana kesalahan didorong dan ditolelir walaupun tidak bisa menghindar dari tanggung jawab. Tapi menjadi anak, adalah waktu dimana kita 'berani' melakukan kesalahan dan belajar darinya. Seorang anak tidak pernah menyerah dan berani 'salah', sesuatu yang orang dewasa mungkin tidak berani melakukanya.

Rekonsiliasi Psikologi Sufistik dan Humanistik by Abdullah Hadziq

My rating: 3 of 5 stars

Pinjam dari perpustakaan arsip kota :p , rekosiliasi psikologi sufistik al-Ghozali dengan psikologi humanistik. Mengkaji konsep - konsep psikologi tasawuf dengan psikologi humanistik terutama melihat persamaan konsep - konsepnyanya dalam memandang potensi jiwa/ruh manusia yang positf dalam membentuk kesehatan jiwa manusia.

LOGOTERAPILOGOTERAPI by H.D. Bastaman

My rating: 4 of 5 stars

Tumbuhnya mazhab ketiga dalam psikologi yaitu psikologi humanistik (logoterapi termasuk didalamnya) adalah sebuah alternatif dan jalan lain bagi corak psikologi sebelumnya (psikoanalisa dan behaviorism) yang dianggap sebagian orang terlalu mekanistik, reduksionis dan telah melupakan sisi - sisi potensi positif dari manusia yang dianggap sebagai (menurut saya) bagian yang inherent anugerah dari Tuhan.
Dalam buku ini dibahas tentang logoterapi, apa itu logoterapi, asal-usulnya dan biografi dari Victor Frankl penemu logoterapi. Yang menarik adalah, struktur kejiwaan manusia dalam pandangan logoterapi yang mencakup juga sisi spiritualitas. Sesuatu yang mungkin tidak diakui pada beberapa corak psikologi yang lain, walapun sebenarnya ini juga bukan hal yang baru, kita bisa melihat dari pemikiran C.G. Jung yang juga menyadari adanya keberadaan sisi - sisi spiritualitas dari manusia dalam struktur kejiwaanya. Dimensi spiritualitas inilah mungkin yang menyebabkan manusia sangat berbeda dari hewan, Pak Bastaman menempatkan dimensi spiritual ini dalam struktur kejiwaannya kedalam dimensi supra-sadar yang manusia kadang - kadang tidak menyadarinya tapi memiliki potensi - potensi yang positif, sama seperti naluri instigtif dan impuls - impuls kita yang dianggap juga sebagai sumber kreatifitas kita sebagai manusia.

Neverwhere - Kota Antah Berantah by Neil Gaiman

My rating: 4 of 5 stars

Sudah lama bacanya, Neil Gaiman piawai dalam merangkai kata terutama dalam melukiskan dunia sureal 'Neverwhere'. Membaca buku ini seperti, membaca sebuah grafik novel atau comic, buku ini akhirnya diterbitkan juga sebagai grafik novel. Sudah lama membacanya jadi agak lupa, petualangan di dunia fiksi-fantasy berdasarkan seting kota London. London dalam buku ini berbeda sakali, terbagi menjadi London Atas dan London Bawah. London atas tempat segala relitas terjadi. London bawah merupakan tempat segala fantasy berada, segala hal yang 'terbuang', mimpi ataupun khayalan dapat mengendap dari London Atas ke London Bawah.

Saya tidak akan menceritakan tentang buku ini (yang mungkin saya agak lupa :p ). Tapi saya menganggap bahwa Neil Gaiman sepertinya ingin bermain - main dan 'melukiskan' relitas nyata. Sebuah metafora bagi kehidupan urban modern. London Atas dan London Bawah adalah seperti strata sosial tempat hirarki kehidupan sosial berada. Pada bagian atas tempat para bangsawan, elite dan ningrat berada. Berlapis - lapis dibawahnya ada lapisan - lapisan yang terdiri dari pekerja, pedagang, salesman, dsb. Sedangkan bagian terbawah adalah para orang yang 'terbuang', gelandangan, pengemis dan segala orang 'aneh' yang tidak akan diterima komunitas. Ini mungkin juga merupakan metafora bagaimana struktur kejiwaan (psyke) manusia, bagaimana London bawah tempat segala naluri instingtif, tempat alam tak sadar manusia berada. Suatu waktu terjadi keretakan yang menyebabkan hal-hal yang berada dalam alam tak sadar merembes menuju alam sadar. Itulah petualangan yang dialami Richard Mayhew dalam peprtemuannya dengan Lady Door yang mengantarnya ke dunia 'Neverwhere'. 'Neverwhere' bukan dunia fantasinya Enid Blyton, JK Rowling atau Tolkien tapi lebih merupakan dunia urban fantasy, sebuah dunia yang berada dalam realitas bawah sadar kita manusia urban modern.

Teori Perkembangan: Konsep dan Aplikasi by William Crain

My rating: 4 of 5 stars

buku yang bagus, William Crain menjelaskan teori - teori perkembangan, konsep dan aplikasinya dengan baik. Setiap teori terstruktur dan dijelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Secara garis besar ia mencoba mengelompokan pemikiran para psikolog, etolog, pendidik dan filusuf dalam dua kutub besar yg pada beberapa konsep - konsep saling bertalian.Dua kutub itu adalah dari teoritisi/psikolog/pendidik yg menganut filosofi Rousseau dan Locke. Developmentalism vs Environtmentalism, nature vs nurture, walaupun kadang pada beberapa pemikiran dan teori mereka dapat saling melengkapi bahkan sejalan.
Sebuah buku yang bagus untuk mereka para pendidik, pekerja sosial, psikolog, guru, orang tua, mahasiswa, dosen dan umum.

Personality Theories by C. George Boeree

My rating: 3 of 5 stars

sayang dalam menjelaskan theory-theory para ahli kadang seperti kurang terstruktur. Pada beberapa bab ada hubungan antara konsep - konsep dari dari para ahli yang memang saling terkait atau mirip yg gak bisa dihindari dikemukakan, yg menyebabkan seperti tumpang tindih. Buku yg bagus, sebaiknya bacanya di cermati per-bab dari pada langsung beberapa bab. :-) . Disini cukup lengkap dijelaskan mulai dari teorinya Freud, Anna Freud, Jung, Adler, Horney, Erikson, Fromm. Dari mazhab Humanis seperti Carl Rogers, Maslow, Frankl,dll dan juga dari mazhab behaviorism.

Saya menyarankan membaca buku yang lain tentang personality theory, misalnya psikologi pertumbuhan; model-model kepribadian sehat oleh Duane Schultz atau yang lainnya sebagai pengantar. Terutama untuk pemula (seperti saya :) )